JUMLAH YANG TIDAK PUNYA MAHAL I'RAB
1) Jumlah yang menjadi pembuka kalimat/pembicaraan (jumlah ibtida'iyah)
Contoh: Ada
kalimat di awal atau seseorang memulai berbicara:
الحمدُ للهِ ربِ العالمين / أَحْمَدُ
اللهَ على نعمتِه
2) Jumlah yang merupakan penjelasan dari kalimat sebelumnya (Jumlah
Tafsiriyah)
إِنَّ مثلَ عيسى عندَ اللهِ كَمَثَلِ آدمَ خَلَقَهُ مِن
تُرابٍ ثمَّ.......
Kata matsali adam (seperti adam) ini
diperjelas dengan kata yang bergaris bawah setelahnya (Allah menciptakannya
dari tanah kemudian.......)
3) Jumlah yang terputus dari kalimat sebelumnya atau Jumlah yang berada
ditengah-tengah jumlah lain (Jumlah Mu'taridloh)
إن زيدا –رحمه الله- طالب مجتهد
Zaidan adalah Mubtada'
dan khobarnya adalah tholibun. Jumlah yang berada di tengah (mu'taridloh)
tidak mempunyai hubungan dalam susunan kalimatnya (terputus), sehingga ia tidak
punya mahall dalam i'rab.
4) Jumlah yang menjadi jawab syarath ghoiru jazimah (Syarath yang tidak
menjazamkan fi'il sesudahnya
لو دخلْتَ في الفصلِ هَرَبْتُ مِنكَ
Kata
bergaris bawah adalah jawab syarath, sementara adath syarathnya (lau)
tidak bisa menjazamkan fi'il setelahnya
5) Jumlah yang menjadi jawab qasam (jawab dari sumpah)
والعصر إن الإنسان لفي خسر
Kalimat bergaris bawah tidak memiliki mahall
sebab jatuh setelah qasam (sumpah)
6) Jumlah yang menjadi shilah maushul
الحمدُ لله الذي أنزلَ الكتابَ
Kalimat bergaris bawah tidak punya mahall
dalam i'rab sebab jatuh setelah isim maushul (al-ladzi)
Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapus