Ketika saya di pondok, saya pernah berbincang-bincang dengan teman yang saya lihat memiliki kecerdasan dan keuletan dalam belajar. Kami ngobrol bil lughatil 'arabiyyah. Di tengah-tengah obrolan itu, saya melontarkan kalimat, "Bahasa Arab adalah bahasa penghuni surga." Saya mengatakan hal itu karena pernah menyimak ceramah berbahasa Arab dari orang Mesir yang saya lupa namanya, saat saya masih kuliah di UM. Ternyata teman tadi malah menertawakan saya. Dia balik bertanya, "Mana dalilnya kalau Bahasa Arab bahasa penghuni surga?"
Saya pun terdiam, tidak tahu harus berkata apa-apa lagi. Setelah itu saya car-cari literatur tentang dalil "Bahasa Arab adalah bahasa penghuni surga." Cukup lama bahkan hingga berbulan-bulan lamanya tidak saya temukan dalil yang saya butuhkan. Barulah saat saya ikut ngaji di Prof. Dr. Romo Kyai H.M. Tholchah Hasan, dengan Kitab "Al-Jami' As-Shaghir", saya menyimak Romo Kyai membaca hadits:
أحبوا العرب
لثلاث لأني عربي ، والقرآن عربي ، وكلام أهل الجنة عربي
Artinya: "Cintailah oleh kalian bangsa arab
karena tiga hal: Karena aku berbangsa Arab,dan Al-Quran itu diturunkan dalam
bahasa Arab, dan percakapan penghuni surga itu bahasa Arab"Dengan demikian kata-kata saya dulu tidaklah ngawur, karena Imam Jalaluddin As-Suyuthi seorang ulama kenamaan telah mencantumkan hadits tentang bahasa penghuni surga adalah bahasa Arab.
Sayangnya, sampai kini saya masih belum ketemu lagi dengan teman saya yang menertawakan ucapan saya.